Thursday, August 27, 2009

Penonton yang Selalu Menjadi Penonton

Dahulu, sebelum banyak TV Swasta dan sumber-sumber film lainnya, saya terbiasa menghabiskan waktu libur di bioskop. Ketika hari sabtu atau minggu, bersama beberapa orang teman, kita pergi untuk menonton. Kala itu belum ada pilihan lain, jadi hanya ada di cineplex 21. Ada beberapa tempat, diantaranya di King's, Jiit, Jalan Sumatera, dan BIP.

Namun ketika Blitz berdiri di PVJ, saya mulai menonton di sana. Dengan ruang yang lebih luas, nyaman, kursi-kursi yang lebih baru, dan harga makanan-minuman yang tidak semahal di 21 (keluhan saya hanya pada suasana yang kadang terlalu ribut).

Sayangnya kualitas film dan kecepatan pemutaran film baru di Blitz mulai menurun. Waktu itu saya tidak tahu apa yang mungkin menjadi alasannya. Namun setelah membaca beberapa artikel mengenai 21, saya baru tahu bahwa sejak 2003 21 telah dilaporkan kepada KPPU karena melakukan praktik monopoli.

Pada Business Week edisi No.20 2009, juga ditulis bahwa diduga tindakan grup ini menghambat penyebaran film di bioskop lainnya. Sangat disayangkan jika hal tersebut dilakukan. Padahal pasar sangat luas, terus bertumbuh, dan masih banyak orang yang rutin menonton ke bioskop. Dibutuhkan kehadiran pesaing untuk dapat selalu meningkatkan pelayanan terhadap konsumen.

Maksud saya, coba lihatkeadaan-keadaan bioskop di bandung. Sebelum kehadiran Blitz, seluruh bioskop 21 yang ada dalam keadaan lusuh, ga terurus, jelek, luarnya jelek, dalamnya jelek.. mereka baru berbenah setelah kehadiran Blitz. Sekarang, banyak bioskop 21 yang dibenahi menjadi jauh lebih baik. Lagi-lagi kita hanya bisa menonton, semoga terjadi persaingan yang sehat agar penonton mendapatkan pelayanan yang terbaik.

No comments: